Penyakit Leptospirosis, Waspada Penyebaran Saat Banjir

Leptospirosis atau dikenal sebagai penyakit kencing tikus mewabah di beberapa daerah di Jawa Timur.

Menurut laporan Koran Tempo edisi 9 Maret 2023, tercatat 249 orang terinfeksi leptospirosis selama awal tahun 2023.

Terhitung sampai pekan pertama Maret ini, sembilan orang di antaranya meninggal.

Kepala Puskesmas Tanjungsari, Pacitan, Agus Subiyanto, menjelaskan ada enam orang meninggal tersebab penyakit leptospirosis di sejak Januari hingga 6 Maret.

Enam orang itu lansia yang rata-rata memiliki riwayat penyakit atau komorbiditas sebelum terinfeksi leptospirosis.

Korban akibat Banjir Bendungan Jebol Nova Kakhovka Ukraina Meningkat “Seperti gula dan penyakit jantung.

Penyakit itu yang memberatkan,” kata Agus.

Topan Tropis di Brasil, 11 Tewas dan 20 Orang Hilang Merujuk Cleveland Clinic, leptospirosis infeksi bakteri Leptospira.

Bakteri ini ada di urine hewan yang terinfeksi, terutama tikus, anjing, sapi, babi, kuda, domba, kambing, dan binatang liar lainnya.

Leptospirosis tergolong penyakit zoonosis.

Artinya ditularkan antara hewan dan manusia.

Penyakit ini biasanya menyebar ke manusia melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi.

Leptospira masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka kulit atau selaput lendir di hidung, mulut, atau mata.

Bakteri Leptospira memasuki tubuh manusia melalui luka kulit atau selaput lendir di hidung, mulut, mata.

Setelah memasuki tubuh, bakteri ini menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di berbagai organ, yaitu hati, ginjal, otak, dan sistem saraf.

Merujuk keterangan Centers for Disease Control and Prevention, gejala leptospirosis terkadang terabaikan karena kondisi antara lain dianggap penyakit lain.

Namun, beberapa orang yang terinfeksi bisa saja tak menunjukkan gejala sama sekali sampai kondisinya makin parah.

Organ ginjal membuang zat kotor atau beracun melalui urine.

Bakteri yang berada di ginjal itu bisa menyebar ke orang atau hewan lain.

Tanpa pengobatan, Leptospirosis bisa berakinat kerusakan ginjal, meningitis atau radang selaput otak dan sumsum tulang belakang, gagal hati, gangguan pernapasan, dan kematian.

Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Semarang Muchlis Achsan Udji Sofro menjelaskan, penyebaran bakteri Leptospira interrogans biasanya di kawasan rawan banjir atau genangan air seperti area persawahan.

“Selain itu biasa dialami juga oleh orang yang higiene (kebersihan) tidak terjaga seperti jarang cuci tangan, memiliki luka terbuka yang tidak diobati terutama kulit pecah-pecah,” katanya dikutip dari Antara, Rabu, 8 Maret 2023.

Pilihan Editor: Bahaya Leptospirosis pada Pemilik Komorbid, Bisa Fatal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *